Pergerakan Harga DINAR EMAS Harian

Gerai Dinar Johor

Jam Kerja Menyesuaikan Pusat:
08.00 s.d. 16.00 WIB
Hari Kerja :
Senin s.d. Jum'at
(Kecuali hari libur nasional)

Alamat :
Skudai Johor Malaysia

Telp. : +60167199008

Email: akulagion@gmail.com

Grafik Harga DINAR EMAS Mingguan  Grafik Harga DINAR EMAS Bulanan  Grafik Harga DINAR EMAS Tahunan  Grafik Harga DINAR EMAS 10 Tahunan 

Friday, December 16, 2011

Apa Yang Masih Tersisa…?

Oleh Muhaimin Iqbal   
Sabtu, 17 December 2011 09:34
Suatu saat seorang aktivis muda melakukan perjalanan dakwah di negeri non-muslim. Dia berjalan mengetuk pintu dari satu rumah ke rumah lain untuk didakwahi, tetapi seluruh rumah yang diketuknya menolak dia dengan berbagai cara. Setelah kelelahan hari itu hendak pulang ke penginapannya, dia melihat ada satu rumah yang tidak terawat dan nampak seperti rumah suwung (rumah yang tidak berpenghuni) – maka dalam upayanya yang terakhir dia datangi rumah ini dan mulai mengetuknya pula. Terkejut dia ketika yang muncul dari dalam rumah adalah seorang laki-laki paruh baya yang hanya mengenakan celana kolor.

Melihat tampilan laki-laki penghuni rumah yang seperti ini, si aktivis dakwah dengan sopan minta maaf dan hendak langsung pergi. Tetapi si lelaki tersebut mencegahnya, dipegangnya tangan si aktivis dan diajak masuk kedalam rumah.

Dengan perasaan khawatir dan penuh tanda tanya, si aktivis mengikuti lelaki tersebut memasuki rumah. Dilihatnya dalam rumah yang berantakan dan penuh debu si aktivis tidak tahan untuk bertanya – namun sebelum sempat berucap apa-apa, si lelaki berkolor tadi mendahului bicara.

Rupanya engkaulah yang diutus Tuhan untuk menemuiku !”,  tidak sabar si aktivis, dia bertanya : “mengapa tuan berpikir demikian ?”.  Lelaki tersebut kemudian menjelaskan : “Aku tadi sebenarnya hendak bunuh diri, namun sebelum aku melakukannya – aku ingin bicara dahulu dengan Tuhan”. Semakin penasaran si aktivis, dia menyela : “bagaimana tuan bicara dengan Tuhan ? apa yang tuan ingin sampaikan ?”.

Lelaki tadi kemudian menjelaskan : “ Aku berdo’a, Ya Tuhan – jika engkau bener bener ada, utuslah seseorang untuk menemuiku, aku akan berhitung sampai tiga kali. Bila sampai hitungan ketiga tidak datang utusanmu, maka aku akan membunuh diriku”. Lelaki tadipun melanjutkan : “lalu aku mulai berhitung, satu…, dua…, dan sebelum hitunganku yang ketiga aku mendengar seseorang mengetuk pintu rumah ini, aku bergegas membukanya – ternyata engkaulah orang yang dikirim Tuhan itu…”.

Mendengar penjelasan ini, si aktivis tambah penasaran ingin tahu lebih lanjut, dia bertanya : “mengapa sampai tuan ingin bunuh diri ?”. Dengan sedih lelaki tadi menggambarkan penderitaannya : “aku kehilangan pekerjaan sejak beberapa tahun lalu, sehingga seluruh rumah dan harta bendaku sudah aku jual untuk bertahan hidup. Rumah ini-pun bukan rumahku, aku hanya menempati rumah kosong yang ditinggalkan pemiliknya – entah siapa. Dalam kondisi-ku yang seperti ini, istriku-pun lari ke pacar pertamanya dulu dan membawa anak-anakku pula…., aku tidak punya apa-apa lagi yang tersisa”.

Si aktivis-pun berpikir sejenak untuk merumuskan strategi dakwahnya yang pas untuk lelaki yang lagi putus asa ini. Satu hal dia tahu bahwa lelaki ini telah menganggapnya sebagai utusan Tuhan, jadi tentunya dia akan mendengarkan apa saja yang hendak disampaikannya.

Lalu si aktivis memulai dakwahnya di meja persegi panjang yang penuh debu dihadapan lelaki tersebut.  Dengan tangannya dia menggaris debu pas di tengah meja, sehingga meja terbagi menjadi dua bagian – bagian kiri dan bagian kanan. Kemudian dia menjelaskan ke lelaki tersebut : “Coba tuan tuliskan di sebelah kiri meja apa-apa yang hilang dari tuan sampai tuan hendak bunuh diri ini…”; Lalu lelaki tadi mulai menulis apa-apa yang dia kehilangan, pekerjaan, rumah, mobil, istri, anak, teman ….dst sampai meja bagian kiri penuh dengan tulisan.

Setelah meja bagian kiri penuh, si aktivis melanjutkan : “sekarang yang di bagian kanan, coba tulis apa-apa yang masih tersisa”. Lelaki berkolor tadi segera menjawab : “Tidak ada lagi yang terisa !, makanya saya mau bunuh diri…?” dia kemudian membiarkan meja bagian kanan kosong.

Si aktivis ingin memandu lelaki tersebut dengan cara yang terbaik menggunakan logika dia. Dia bertanya, “Sejak kapan tuan kehilangan penglihatan tuan ?” Si aktivis sengaja bertanya demikian meskipun dia tahu lelaki tersebut masih memiliki mata yang sempurna. Kaget dengan pertanyaan ini, lelaki tersebut setengah berteriak menjawab “Aku tidak buta, aku masih bisa melihat !”. Si aktivis berpikir ‘kena loe’ , lalu menyampaikan “kalau begitu, tulis di bagian kanan meja bahwa tuan masih punya mata”, lalu lelaki tersebut menulis di meja bagian kanan paling atas “mata”.

Si aktivis melanjutkan pertanyaannya, “Kapan terakhir kali tuan operasi jantung ?.” Si lelaki ini kaget lagi, dia berteriak “Ngawur kamu, aku tidak pernah operasi jantung – jantungku segar bugar”. Lalu si aktivis tersenyum : “kalu begitu, tulis di bagian kanan meja, bahwa tuan masih mempunyai jantung yang sehat !”.  Merasa tamunya adalah ‘utusan Tuhan’, lelaki tersebut nurut, di bawah tulisan ‘mata’ , dia menulis ‘jantung’.

Karena tidak segera melanjutkan memenuhi meja bagian kanan dengan tulisan apa yang tersisa, si aktivis dakwah tadi melanjutkan pertanyaannya : “Sejak kapan tuan kehilangan keperkasaan tuan ?”. Setengah tersinggung dengan pertanyaan yang terakhir ini, lelaki tersebut berteriak lagi : “Saya tidak kehilangan kejantanan saya, saya masih perkasa, jangan sok tahu kamu anak muda !”. Dengan sopan dan tersenyum si aktivis dakwah menjawab : “kalau begitu tulis di meja bagian kanan kalau tuan masih punya kejantanan”.

Lelaki tua tadi segera sadar dengan serangkaian pertanyaan tadi, lagipula dia ingat tamunya anak muda ini adalah utusan Tuhan – maka  dengan semangat sekarang dia memenuhi meja bagian kanan dengan tulisan-tulisan tentang apa saja yang dia masih miliki ,kejantanan, hati, ginjal, tangan, kaki, otak…dst sampai meja bagian kanan-pun penuh.

Setelah meja penuh dengan tulisan, dikiri apa yang hilang dari lelaki tersebut dan di kanan dengan apa-apa yang masih dimilikinya, maka si aktivis dakwah menyampaikan : “Lihatlah tuan, apa yang tuan masih miliki di bagian kanan meja tidak kalah banyaknya dengan apa-apa yang hilang di sebelah kiri; apa-apa yang tuan tuliskan di sebelah kanan juga tidak ada yang kalah berharganya dengan apa-apa yang ada di kiri”.

Begitulah kita semua, sering mengeluh dan menyesali apa-apa yang kita tidak peroleh dan apa-apa yang luput dari kita ; sampai-sampai kita lupa mensyukuri bahwa sesungguhnya yang masih ada pada diri kita tidak kalah banyaknya dan tidak kalah berharganya pula.

Mudah-mudahan kita semua menjadi hambaNya yang pandai bersyukur….amin.

Wednesday, December 14, 2011

Euro Jatuh, Emas Juga Jatuh …

Euro Jatuh, Emas Juga Jatuh …PDFPrintE-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Kamis, 15 December 2011 07:59
Semalam harga emas internasional mengalami kejatuhan yang sangat significant – mirip dengan kejadian 2009, yaitu turun ke titik terendah setelah beberapa bulan sebelumnya mencapai titik tertinggi. Bedanya hanya pada penyebab naik turunnya harga, dan waktu terjadinya masing-masing titik ekstrim-nya. Naik turunnya harga di tahun 2008/2009 adalah factor krisis di Amerika sedangkan turunnya harga kali ini penyebab utamanya adalah krisis di Euro Zone.

Pola pengaruh Euro dan Dollar terhadap harga emas dunia ini dapat dilihat pada grafik dibawah.  Karena harga emas dunia dihitung dengan US Dollar maka harga emas memiliki hubungan terbalik – inverse relationship – terhadap US Dollar yang diwakili oleh US Dollar Index. Kita bisa lihat pada grafik dibawah, area abu-abu yang mewakili US Dolar Index melonjak sangat significant beberapa hari terakhir.

Kinerja Euro, US Dollar dan Emas
Kinerja Euro, US Dollar dan Emas
 

Grafik di atas juga menunjukkan bahwa Euro-pun memiliki hubungan terbalik dengan US Dollar sama dengan emas,  atau dengan kata lain Euro memiliki hubungan yang sejalan dengan harga emas dalam US Dollar.  Ketika nilai tukar Euro jatuh, harga emas-pun jatuh.

Pertanyaannya adalah apakah kejatuhan Euro yang membuat orang berbondong-bondong memindahkan dananya kedalam US Dollar ini akan berlangsung lama sehingga Euro dan emas sama-sama akan terus merosot ?. Kemungkinan itu tetap ada, setidaknya dua faktor dibawah yang akan menjadi penyebabnya.

·       Bila kondisi Euro Zone semakin memburuk dan tidak terselamatkan, maka pelarian ke safe haven sementara  US Dollar akan semakin meningkat. US Dollar menjadi semakin mahal dan berarti harga emas semakin turun.
·       Bila Euro Zone tidak mengalami pemburukan yang bersifat fundamental lebih lanjut –pun harga emas bisa tetap turun oleh panic selling seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Kalau dua factor tersebut menyebabkan harga emas turun dalam waktu dekat, lantas apakah ada factor yang akan mendorongnya naik ?. Tentu juga ada, meskipun kemungkinan terjadinya agak bersifat jangka panjang.

Euro Zone adalah mitra dagang utama Amerika Serikat, oleh karenanya dalam menghitung kekuatan US Dollar  atau yang kemudian dicerminkan oleh US Dollar Index – bobot Euro adalah yang paling besar yaitu 57.6% disusul oleh Yen Jepang yang hanya 13.6 % dan mata uang negara-negara lain yang lebih kecil pengaruhnya.

Bila krisis di Euro Zone berkelanjutan, Amerika pasti kena juga getahnya antara lain melalui ekspor ke negara-negara mitra dagang utamanya yang akan menurun dan risiko yang membesar di pasar financial karena  saling keterkaitannya antara  pasar financial yang satu dengan yang lain. Jadi US Dollar hanya diuntungkan sementara oleh krisis Euro.

Lantas bagaimana kita seharusnya menyikapi anjlognya harga  emas ini ?, terutama bagi Anda yang baru mulai membeli emas atau Dinar justru pada saat harga tertinggi beberapa bulan terakhir ?.

Pertama yang perlu diingat adalah krisis Euro tidak bersifat unique, US Dollar-pun (dan berbagai mata uang kertas lainnya) berpeluang mengalami krisis yang sama – bahkan US Dollar juga sedang mengalaminya, hanya karena pembandingnya adalah Euro yang lebih buruk – US Dollar kelihatannya membaik. Bila wajah buruk US Dollar sudah tidak lagi tertutupi oleh keburukan Euro, Dollar-pun akan berkinerja seperti Euro. Karena Dollar memiliki inverse relationship dengan emas, saat itulah harga emas akan kembali pulih seperti puncaknya beberapa bulan lalu.

Kedua gonjang-ganjing harga emas dunia  yang di-trigger oleh fluktuasi daya beli US Dollar ini, seharusnya bisa menyadarkan kita semua – bahwa tidak ada investasi yang aman dari risiko. Itulah sebabnya, melalui tulisan seperti ini dan juga tulisan-tulisan sebelumnya, kami lebih menekankan kepahaman masyarakat dibandingkan dengan upaya untuk menjual emas atau Dinar itu sendiri, ilmu sebelum amal.

Ketiga, krisis ini mengingatkan kita pentingnya membangun kekuatan ekonomi sektor riil minimal untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang dan papan. Tidak mudah memang, tetapi investasi yang lain-pun toh juga terbukti tidak mudah, jadi tetap harus terus dicoba dan diupayakan. Wa Allahu A’lam.

Thursday, December 1, 2011

Inna Ma’al ‘Usri Yusro…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Kamis, 01 December 2011 05:37
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS 94 : 5-6). Ini adalah dua ayat berurutan yang menekankan janji Allah akan datangnya kemudahan-kemudahan bersama kesulitan. Dahulu waktu kecil di pesantren, kyai saya yang suka mendongeng memudahkan pemahaman ayat ini melalui cerita anekdot tetapi sangat efektif.  Salah satunya yang saya gemari adalah cerita berikut.

Konon dahulu ada seorang raja yang bijak dan beristrikan seorang permaisuri yang culas. Suatu hari raja ingin sekali makan ikan yang paling enak di negerinya, maka karena kegembiraannya memperoleh ikan yang dicarinya raja tersebut menghadiahi nelayan yang memperolehnya senilai 4,000 Dirham ( sekarang sekitar Rp 280 juta !).

Sesampainya di istana, begitu permaisuri mengetahui bahwa sang raja baru ‘membeli’ ikan seharga 4,000 Dirham – mengamuk dan ingin mengembalikan ikan tersebut. Dengan bijak sang raja menasihati : “ Tidak bisa permaisuriku, uang  yang sudah saya berikan sebagai hadiah tidak bisa ditarik kembali”.

Dengan keculasannya sang permaisuri tidak kurang akal, dia berargumen : “Bisa paduka, bila ternyata ikan yang paduka beli tidak seperti yang paduka harapkan”. Dia melanjutkan : “Paduka tanya saja pada nelayan yang menjual tadi tentang jenis kelamin ikan ini, bila dia menjawab jantan maka paduka sampaikan yang paduka cari adalah ikan betina, bila dia menjawab betina paduka sampaikan yang paduka cari ikan jantan, dengan begitu paduka akan bisa mengembalikan ikan ini dan mengambil balik 4,000 Dirhamnya”.

Sang raja akhirnya menuruti kemauan permaisurinya, dipanggilnya nelayan yang tadi mendapat hadiah dan ditanya tentang jenis kelamin ikan yang disampaikan ke raja. Dengan lugunya si nelayan menjawab: “Mohon beribu maaf paduka, setahu hamba ikan ini tadi tidak jantan dan tidak pula betina – hamba tidak pernah melihatnya mengawini (kalau jantan) atau dikawini (kalau betina)”.

Sang raja yang memang dari tadi ingin segera menyantap ikannya kegirangan atas jawaban si nelayan yang lugu ini. Dia minta pengawalnya untuk mengambilkan kantong uang yang berisi 4,000 Dirham lagi sebagai hadiah tambahan ke si nelayan. Ketika menerima kantong 4,000 Dirham (beratnya sekitar 12 kg !), nelayan ini membawanya dengan berat sehingga terjatuh satu keping menggelinding ke bawah kaki si permaisuri. Sang nelayan mengejarnya untuk mengambil satu keping tersebut dibawah kaki sang permaisuri.

Melihat ini, sang permaisuri yang sewotnya sudah sampai ke ubun-ubun mencemooh dan mengumpat si nelayan di depan sang raja : “ Lihatlah paduka, betapa kurang ajarnya, betapa serakahnya nelayan ini, sudah paduka beri hadiah 8,000 Dirham hanya jatuh satu saja dibawah kaki saya - masih mau dia ambil pula”.

Nelayan yang lugu ini-pun tidak ingin mengecewakan rajanya yang sangat dia hormati, dia berusaha menjelasan : “Sekali lagi mohon beribu maaf paduka, hamba harus mengambil yang satu keping ini dari bawah kaki permaisuri paduka bukan karena saya serakah. Tetapi di keping itu ada gambar paduka, gambar paduka saja saya tidak rela diinjak oleh permaisuri paduka – apalagi kewibawaan paduka di negeri ini !

Raja merasa sangat disanjung, dihormati sekaligus dinasihati oleh rakyatnya yang lugu ini, maka karena kegirangannya raja menghadiahi nelayan tersebut dengan 4,000 Dirham lagi. Bisa dibayangkan kemarahan sang permaisuri, yang 4,000 Dirham pertama saja dia tidak rela – eh malah kini sang raja sudah secara total telah menghadiahi si nelayan dengan 12,000 Dirham.

Melihat muka si permaisuri yang merah padam dan siap meledak lagi, sang raja yang bijak menasihati istrinya : “sudahlah permaisuriku, berhentilah bicara dan berhentilah menyulitkan rakyatku – karena bila engkau teruskan, setiap satu kesulitan yang engkau buat untuk rakyatku – tanganku tergerak tanpa bisa engkau cegah untuk memberinya 4,000 Dirham lagi !”.

Maka inilah kehidupan itu, jangan pernah kawatir ada orang yang akan menyusahkan kita, jangan kawatir rezeki kita diambil orang, karir kita disabot teman, pesaing kita melakukanblack campaign untuk mendiskreditkan kita dlsb. dlsb. Setiap kesulitan yang dilakukan oleh orang lain terhadap kita, Allah mendampingi kita dengan kemudahanNya.  Bila Allah memudahkan langkah kita, siapa lagi yang bisa menyusahkannya ?.  Maha benar Allah dengan janji-janjiNya !. 

Tuesday, November 8, 2011

Dinar Sebagai Yardstick Kemakmuran dan Perencanaan Keuangan...

Oleh Muhaimin Iqbal   
Senin, 01 November 2010 07:57
Ada seorang teman yang saya kenal baik sejak tahun 1990-an hingga kini, karena kedekatan tersebut dia cukup leluasa mengungkapkan segala problem financial-nya ke saya. Pada tahun 1995 dia diangkat menjadi manager di perusahaan asing dengan penghasilan sekitar Rp 10 juta per bulan; kini dia  direktur di salah satu group perusahaan besar dengan gaji Rp 100 juta-an per bulan !. Yang jadi pertanyaan dia ke saya adalah mengapa dengan gaji 10 kali lipat dibandingkan dengan gaji dia tahun 1995, dia tidak merasakan adanya peningkatan kemakmuran selama 15 tahun ini ?.

Disinilah problem yang terjadi dengan uang kertas, karena nilainya yang terus bergerak turun – angka di penghasilan kita bisa saja terus meningkat tetapi tidak berarti daya beli riil kita juga meningkat. Untuk bisa melihat daya beli riil kita, kita harus menggunakan timbangan yang juga benda riil – salah satunya adalah Dinar. Untuk melihat situasi financial teman saya tersebut diatas misalnya, kita dengan mudah dapat gunakan tabel dibawah.

Estimasi Harga Dinar 1970-2010
Estimasi Harga Dinar 1970-2010

Penghasilan dia tahun 1995 yang Rp 10 juta saat itu kurang lebih setara dengan 82.29 Dinar. Dengan harga Dinar pagi ini dikisaran Rp 1,670,000,-/Dinar , penghasilan dia yang Rp 100 juta hanya setara dengan 59.88 Dinar !. Jadi setelah bekerja 15 tahun lebih dengan penghasilan dalam Rupiah yang sudah meningkat 10 kali lipat, tentu saja sang direktur tidak merasakan peningkatan kemakmuran karena daya beli riil dia selama ini bukannya naik tetapi malah turun.

Mengapa harga Dinar ini lebih akurat untuk mengukur daya beli riil kita ketimbang data inflasi di negara maju sekalipun ?; adalah sejarah ribuan tahun yang membuktikan hal ini. 1 Dinar di jaman Rasulullah SAW dapat untuk membeli 1 ekor kambing kurban yang baik, kini dengan 1 Dinar yang sama Anda tetap dapat memilih kambing kelas A untuk ber-kurban. Bila Dinar stabil daya belinya terhadap kambing, tentu dia juga memiliki daya beli stabil untuk kebutuhan kita lainnya.

Dengan menggunakan tabel yang sama, Anda juga dapat mengukur kinerja financial Anda dalam perjalanan karir Anda selama ini – jangan-jangan tanpa Anda sadari - Anda juga menjadi korban penurunan daya beli seperti teman saya tersebut. Lantas apa manfaatnya mengetahui kondisi riil kita ini ?. Bila kita berhasil mengidentifikasi masalahnya, maka ada kemungkinan kita bisa memperbaiki situasinya. Sebaliknya bila kita tidak tahu masalahnya, tentu akan sulit untuk mencari pemecahannya.

Untuk kasus teman saya tersebut misalnya; dengan penghasilannya sebagai direktur yang sekarang mendekati 60 Dinar per bulan – memang lebih rendah dari penghasilan dia sebagai manager tahun 1995 yang diatas 80 Dinar per bulan; tetapi sesungguhnya dia masih mampu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk diinvestasikan di sektor riil.

Apa dampaknya bila dia tidak melakukan action ini sekarang ?, penghasilan dia akan semakin menurun kedepan (dalam Dinar) padahal dia semakin  dekat ke usia pensiun yang kurang dari 10 tahun mendatang. Bila ini terjadi, maka dari sisi financial dia tidak akan lebih baik dari posisi financial dia di masa mudanya. Inilah mayoritas yang dialami oleh pegawai di sektor apapun pada tingkat apapun – bila dia tidak mulai mengambil aksi investasi pada bentuk-bentuk investasi yang bisa mengalahkan penurunan daya beli mata uang kertas.

Bentuk investasi sektor riil yang sederhana tetapi akan mampu mengalahkan penurunan daya beli mata uang salah satunya adalah perdagangan.

Bila Anda berdagang beras misalnya. Anda mengambil dari Cianjur dan menjualnya di Jakarta dengan keuntungan bersih 10 %, maka keuntungan Anda yang 10 % dari harga beras ini akan mampu melawan inflasi atau penurunan daya beli mata uang karena ketika inflasi itu terjadi harga beras otomatis naik dan penghasilan Anda juga otomatis naik – seiring kenaikan harga beras.

Bila sekarang Anda mulai menjual 1 ton beras per bulan, 10 tahun lagi mampu menjual 10 ton beras per bulan, maka kenaikan penghasilan Anda akan merupakan kenaikan penghasilan yang riil karena dikaitkan langsung dengan daya beli terhadap beras – bukan kenaikan semu hanya dalam angka seperti dalam contoh kasus teman saya tersebut diatas.

Jadi mengenal yardstick atau tolok ukur yang benar, bisa menjadi awal Anda untuk membuat perencanaan keuangan masa depan yang lebih akurat dan memakmurkan. InsyaAllah.

Sunday, November 6, 2011

‘Ismail-Ismail’ Jaman Ini…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Minggu, 06 November 2011 03:57
Di tengah konflik perang saudara Somalia, seorang ibu muda yang trauma karena suaminya menjadi korban keganasan perang memutuskan untuk mengungsi dari negerinya dan membawa serta tiga orang putranya.  Ibu muda yang cukup terpelajar dan mampu dengan baik berbahasa Inggris ini akhirnya dapat tinggal dan bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Inggris. Ketika si sulung – panggil saja Karim - sudah mulai beranjak dewasa, dia ingin meringankan beban berat yang ditanggung ibunya dengan cara bekerja sebagai tukar semir sepatu di sebuah stasiun kereta bawah tanah di pusat kota London.

Setiap hari dia menyerahkan seluruh penghasilannya ke ibunya untuk dikelola bareng, sehingga mereka semua bisa survive di kota yang terkenal mahalnya biaya hidup tersebut. Penghasilan mereka selalu habis untuk kebutuhan makan, menyewa flat sederhana dan membeli baju hangat agar tidak kedinginan di musim dingin.

Suatu hari Karim ingin mencoba sesekali makan enak di restoran yang hampir setiap hari dilaluinya ketika berangkat bekerja. Maka sepulang kerja, lengkap dengan tas kotak semir sepatunya – dia masuk restoran yang selama ini hanya bisa dia bayangkan rasa masakannya.

Cilakanya di restoran-restoran Inggris, di buku menu tidak selalu mencantumkan harga makanannya. Ini karena sebagian orang Inggris – yang terkenal aristocrat-nya memandang tidak sopan untuk memilih menu berdasarkan harganya, ini dianggap bisa menyinggung tamunya.

Ketika Karim melihat menu tersebut – karena duitnya yang pas-pasan – yang pertama dia lakukan justru menanyakan harganya kepada pelayan restoran yang menghampirinya. Dilihatnya menu sirloin steak  dengan gambar yang lezat, kemudian bertanya kepada pelayan, “yang ini berapa harganya ?”. Pelayan menjawab “yang ukuran medium,  harganya 35 Pounds”.

Terkejut bukan kepalang si Karim ini karena penghasilannya setiap hari jarang  mencapai 35 Pounds (sekitar Rp 500,000 sekarang !),  dia mengambil seluruh uang koin penghasilan hari itu dari kantongnya dan mengeluarkan di meja kemudian menghitungnya. Sementara dia menghitung, si pelayan menungguinya dengan tidak sabar.

Selesai menghitung, dia bertanya kembali ke si pelayan, “kalau yang small size, berapa harganya ?”. Si  pelayan menjawab dengan ketus dan dengan nada merendahkan  yang small size masih juga mahal, 25 Pounds”.  Meskipun masih sangat mahal untuk ukuran Karim, dia malu untuk tidak jadi makan di restoran tersebut, akhirnya dia bilang “baik, saya pesan yang itu ! 

Selesai makan, Karim membayarnya dan pulang. Ketika pelayan mau membersihkan mejanya, dia kaget sekali ternyata Karim meninggalkan tip sebesar 10 Pounds untuk si pelayan – jumlah tips yang jarang diberikan oleh tamu-tamu dia yang parlente sekalipun.

Si pelayan sampai menangis haru dan merasa sangat bersalah karena telah men-judgeorang berdasarkan tampilannya. Tidak habis pikir pula bagi si pelayan ini, bagaimana tamunya yang kumal tadi rela untuk tidak jadi memesan makanan yang diinginkannya padahal uangnya sebenarnya cukup, dan menggantinya dengan ukuran yang lebih kecil hanya supaya dia bisa menyisihkan tip yang baik untuk dia yang melayaninya.

Ternyata bukan sekali ini saja perilaku Karim mengejutkan logika orang Inggris yang sok paling beradab itu. Suatu hari ibunya sakit dan memerlukan transfusi darah, dan tentu saja tidak mudah mencari darah yang cocok untuk Ibu Karim yang berasal dari Somalia di Inggris.

Harapan satu-satunya adalah dari darah anak-anaknya, tetapi adik-adik Karim masih kecil - jadi harapannya tinggal darah dari Karim. Dokter yang menanganinya kemudian mengajak bicara Karim bahwa ibunya perlu darah dan darah Karim-lah yang bisa menolongnya. Tanpa berpikir panjang Karim-pun langsung mau darahnya diambil untuk ibunya.

Setelah ditidurkan disamping ibunya untuk mulai diambil darahnya, Karim memandangi wajah ibunya yang pucat pasi sambil tersenyum bangga, setengah berbisik dia menyampaikan ke ibunya “Umi akan tetap hidup untuk adik-adik”.  Ibunya-pun menjawab lirih sambil meneteskan air mata “Umi sangat bangga kepadamu nak…”.

Setelah itu Karim memandangi wajah dokter yang akan mulai mengambil darahnya, dia kemudian berkata “Apakah sudah waktunya saya akan segera mati dokter ?”. Dokternya kaget dengan pertanyaan ini, kemudian balik bertanya : “Apa maksudmu dengan segera mati ?”.

Karim berusaha menjelaskan : “Bukankah ketika dokter minta darah saya untuk diberikan ke ibu saya dokter akan mengambil seluruh darah saya untuk diberikan ke ibu, sehingga ibu saya bisa diselamatkan hidupnya dengan itu, dan saya akan mati sesudah itu?.”

Dokter sangat terkejut dengan jawaban ini, dia kemudian memberondong Karim dengan pertanyaan-pertanyaan “jadi kamu tadi mengira bahwa darah kamu yang akan diambil adalah seluruhnya ?, kalau itu tadi yang kamu pikirkan, mengapa kamu langsung mau menyerahkan seluruh darahmu untuk ibumu ?”.

Dengan lugunya Karim-pun menjawab : “betul dokter, aku tadi kira begitu – dan tentu aku mau menyerahkan seluruh darahku bila itu yang ibuku perlukan untuk bertahan hidup”.

Masih nggak habis pikir, dokter-pun berusaha memahami logika Karim : “Bukankah hidupmu lebih penting dari ibumu, kalau toh harus memilih ? engkau masih muda, engkau memiliki harapan masa depan ? ”. Diluar dugaan dokter, Karim-pun menjawab dengan tenang : “Ibuku punya tiga anak, kalau aku mati – ibuku masih mempunyai dua anak yang akan menghiburnya. Sedangkan kami bertiga hanya mempunyai satu ibu, kalu ibu kami mati – siapa lagi yang bisa menghibur kami ?”.

Dokter wanita yang menangani Karim dan ibunya ini akhirnya kehabisan kata-kata. Dengan mata yang berkaca-kaca dia berusaha memahami pengorbanan seorang anak yang rela kalau toh harus mati menyerahkan seluruh darahnya untuk menyelamatkan ibunya ini.

Karim adalah representasi ‘Ismail-Ismail’ jaman ini yang rela menyisihkan penghasilannya untuk orang lain, rela berkorban maksimal untuk orang yang dicintainya. Barangkali bukan hanya Karim ‘Ismail-Ismail’  jaman ini,  bisa juga ada di sekitar kita atau bahkan ada pada diri kita.

Bila kita rela berkorban untuk orang lain, bila kita rela menyisihkan seberapapun gaji kita – sebagiannya ditabung untuk bisa ber-qurban setiap tahunnya – agar orang lain bisa ikut merasakan jerih payah kita.

Bila kita rela mengorbankan kesenangan liburan kita untuk menghibur Ibu yang selalu merindukan kunjungan kita, bila kita rela bangun di malam yang dingin untuk selalu bisa mendoakannya…

Bukan hanya Karim, insyaAllah kita semua-pun bisa menjadi ‘Ismail-Ismail ‘ jaman ini, bila kita rela mengutamakan orang lain walau diri kita sendiri dalam kesusahan… !.

Friday, October 7, 2011

Harga Emas : Belajar Dari Krisis Financial Global 2008…


Oleh Muhaimin Iqbal   
Jum'at, 07 October 2011 06:41
Ketika krisis financial melanda dunia tahun 2008, harga emas di pasar sempat menyentuh angka US$ 1,011/Ozt (17/04/08) kemudian merosot lagi sekitar 30%-nya dalam rentang tujuh bulan kemudian -  tinggal US$ 713/Ozt ( 24/10/08). Perlu waktu kurang lebih satu setengah tahun kemudian untuk harga emas mampu melebihi angka tertinggi sebelumnya, yaitu ketika harga emas menyentuh US$ 1016 /Ozt (16/09/09). Apakah pola semacam ini akan bisa berulang untuk harga emas tertinggi bulan lalu yang mencapai US$ 1,895/Ozt (05/09/11) ?.

Ada yang menyebabkan statistik sejarah berulang yaitu perilaku manusianya. Ketika di puncak krisis para pelaku pasar melihat langit seolah akan runtuh, anut grubyug mereka mencari penyelamatan aset-aset mereka pada aset riil yang dipandang aman dari krisis – salah satunya emas. Emas diburu dan dibeli orang pada harga berapa saja, maka saat itulah harga emas menjulang tinggi.

Perilaku para pengelola kebijakan ekonomi dunia juga demikian,  mereka akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk bisa memberi angin surga bagi pasar, bahwa krisis dapat ditangani, bahwa ekonomi akan segera pulih. Solusi-solusi jangka pendek-pun mereka tempuh demi untuk menghasilkan efek sentiment positif di pasar, tidak peduli bila solusi ini dalam jangka panjang akan membahayakan ekonomi itu sendiri – seperti diakui atau tidak solusi yang sering disebut Quantitative Easing atau mencetak uang dari awang-awang.

Terlepas dari efek jangka panjangnya yang menyimpan bom waktu inflasi atau bahkan hiper-inflasi, solusi jangka pendek tersebut biasanya efektif untuk meredam gejolak pasar. Untuk sementara pasar menjadi tenang dan kembali bergairah, saham dan produk-produk turunannya kembali diburu orang dan kembali anut grubyug investor dunia-pun rame-rame menjual emasnya – inilah yang membuat harga emas turun drastis untuk beberapa bulan setelah puncak tertingginya – yang identik dengan puncak krisis atau puncak kepanikan pasar.

Seperti penyakit yang hanya diobati gejalanya – tetapi bukan penyebabnya,  maka krisis atau kepanikan serupa kemudian berulang dan mendorong harga emas kembali menjulang. Begitulah siklus semacam ini berulang dan relatif predictable karena perilaku kegilaan massa  - madness of crowds - yang memang mudah ditebak.

Maka bila statistik perilaku pasar tersebut berulang untuk krisis yang baru lewat, harga emas sekarang yang sudah cukup rendah di pasar global masih sangat mungkin turun lagi. Bila rentang penurunun 2008 yang berulang – yang berada pada kisaran 30% tersebut diatas – bisa saja emas turun kembali ke angka US$ 1,300 –an dalam beberapa bulan ini  - yaitu turun sekitar 30% dari angka tertinggi sbelumnya US$ 1,895/Ozt.

Bila ini terjadi, Anda tidak perlu panik – asal Anda tidak segera membutuhkan uang Anda – bertahanlah sampai akhir tahun depan (2012) atau awal tahun sesudahnya (2013) – karena saat itulah investasi emas Anda akan kembali menjualng nilainya.  Itulah sebabnya melalui situs ini selalu tidak saya sarankan untuk menggunakan emas ini sebagai instrument spekulasi jangka pendek – Anda bisa rugi karenanya.

Meskipun statistik sejarah sangat mungkin berulang, tetapi ada juga faktor yang memungkinkan perulangan ini tidak identik dengan yang terjadi sebelumnya.  Struktur pasar emas telah mengalami banyak perubahan dalam tiga tahun terakhir.

Bila tiga tahun lalu bank-bank sentral dunia plus IMF masih net sellers emas, kini bank-bank sentral menjadi net buyers dan IMF-pun sudah tidak menjual emasnya lagi. Ditambah lagi kesadaran penduduk dunia untuk mengamankan asset telah menyentuh masyarakt tingkat bawah sekalipun, China yang daya belinya terus meningkat di tengah penduduknya yang berjumlah 1. 3 milyar lebih – membuat demand emas di China sangat besar kini. Di Indonesia-pun orang sampai mengantri emas karena seolah-olah terbangun dari tidur dan sadar akan perlunya memproteksi hasil dari jerih payah kerjanya. Kini 70% demand emas datangnya dari negeri-negeri  yang sedang berkembang seperti China, India, Indonesia dlsb. yang perilakunya berbeda dengan pemain pasar barat pada umumnya.

Dengan hal yang terakhir ini – yaitu struktur pasar yang berubah, ditambah kita yang ada di Indonesia membeli emas dengan Rupiah kita yang daya belinya juga terus berubah-ubah – maka bisa jadi siklus pasar yang saya uraikan diatas tidak sepenuhnya sama bagi kita. Wa Allahu A’lam.

Wednesday, September 28, 2011

Harga Dinar Dan Kekuatan Pasarnya …


Oleh Muhaimin Iqbal   
Rabu, 28 September 2011 07:17
Bila Anda memiliki 4.25 gram emas 24 karat dan 1 koin Dinar Gerai Dinar 22 karat produksi Antam atau PERURI, mana yang lebih tinggi nilainya bila Anda jual ?. Anda bisa buktikan dan tes hari ini juga, bahwa Dinar Gerai Dinar lebih tinggi nilainya dan lebih mudah menjualnya !. Ini pula yang terjadi kemarin sore  ketika seorang wartawati majalah bisnis terkemuka – men-challenge nilai Dinar. Kok bisa ?, inilah antara lain yang disebut kekuatan pasar itu.

Ketika berusaha membuktikan hal ini kemarin sore (27/09), pembanding yang kami gunakan adalah informasi harga buy back resmi di Logam Mulia – Antam dan pasar emas Cikini – selain tentu saja harga jual beli Dinar Gerai Dinar yang tersebar informasinya melalui web GeraiDinar.Com, facebook dan twitter-nya.

Harga buy back di situs Logam Mulia - Antam kemarin adalah Rp 465,000/gram, tetapi bila Anda menjual emas Anda kemarin sore di pasar Cikini – Anda bisa menjualnya sampai harga tertinggi Rp 517,000/gram. Pada saat yang bersamaan, harga Dinar sessi siang sampai sore kemarin adalah jual pada Rp 2,293,674 dan beli pada harga Rp 2,201,927,-.

Jadi bila Anda memiliki 4.25 gram emas 24 karat dan Anda jual kemarin sore, maka Logam Mulia – Antam akan membelinya seharga 4.25 x Rp 465,000 = Rp 1,976,250,-. Bila anda jual ke Cikini dan memperoleh harga terbaiknya, maka Anda akan mendapatkan harga 4.25 x Rp 517,000 = Rp 2,197,250. Anda bisa lihat sekarang bahwa keduanya – baik LM Antam maupun toko emas di Cikini menghargai emas Anda lebih rendah dibandingkan bila Anda menjual Dinar kemarin sore juga pada harga beli kami Rp 2,201,927.

Perbedaan ini akan semakin tinggi ketika Anda menjualnya ke sesama pengguna yang kami fasilitasi juga, Anda akan memperoleh hasil bersih pada harga tengah Rp 2,247,800,-.

Bagaimana kami bisa menghargai lebih tinggi ?.  Ada dua ‘rahasia’ yang ingin saya share disini.  Pertama kami fasilitasi pertukaran Dinar tanpa mengghilangkan ongkos cetaknya baik ketika Anda menjual maupun membeli. Hal ini berbeda dengan perdagangan emas pada umumnya, yaitu Anda membayar biaya cetak ketika membeli – dan Anda kehilangan biaya cetak ini ketika Anda menjualnya kembali.

Kedua adanya virtual market yang kini menjadi sangat besar bagi pengguna Dinar Gerai Dinar. Ketika  Anda menitipkan Dinar Anda untuk dijual ke sesama pengguna dan kami umumkan di situs ini misalnya, niat jual Anda itu ‘terlihat’ oleh puluhan ribu pengguna lainnya yang mengunjungi GeraiDinar.Com  dan bahkan juga diteruskan melalui  facebook  dan twitternya. Itulah sebabnya iklan-iklan jual di situs ini biasanya hanya muncul sesaat saja, karena setelah dibeli oleh pengguna lainnya iklan akan kami cabut kembali.

Bandingkan virtual market untuk Dinar dari Gerai Dinar ini dengan emas lantakan 24 karat Anda misalnya. Kemungkinan besarnya Anda menjual emas Anda hanya di tempat Anda membelinya atau ke pihak lain yang Anda mengenalnya langsung.

Bagaimana sustainability dari  virtual market  Dinar ini kedepan-nya ?, kinipun Anda sudah bisa melihat sebenarnya siapa yang ikut ‘menjaga’ pasar ini. Selain Gerai Dinar sendiri, ada lima puluhan agen-agen resmi yang situsnya dapat Anda kunjungi dan bisa jadi salah satu dari mereka adalah tempat terdekat Anda untuk menjual dan membeli Dinar Anda .

Anda bisa buktikan sendiri sekarang bila Anda punya emas lantakan 24 karat dan Dinar dari Gerai Dinar, jual keduanya hari ini dan lihat hasilnya !. Kemungkinan besarnya perhitungan seperti yang saya contohkan di atas masih tetap berlaku. Selamat bergabung di ‘virtual market’ yang sangat besar – yang menghargai uang Anda lebih dari yang lain.