Pergerakan Harga DINAR EMAS Harian

Gerai Dinar Johor

Jam Kerja Menyesuaikan Pusat:
08.00 s.d. 16.00 WIB
Hari Kerja :
Senin s.d. Jum'at
(Kecuali hari libur nasional)

Alamat :
Skudai Johor Malaysia

Telp. : +60167199008

Email: akulagion@gmail.com

Grafik Harga DINAR EMAS Mingguan  Grafik Harga DINAR EMAS Bulanan  Grafik Harga DINAR EMAS Tahunan  Grafik Harga DINAR EMAS 10 Tahunan 

Friday, December 16, 2011

Apa Yang Masih Tersisa…?

Oleh Muhaimin Iqbal   
Sabtu, 17 December 2011 09:34
Suatu saat seorang aktivis muda melakukan perjalanan dakwah di negeri non-muslim. Dia berjalan mengetuk pintu dari satu rumah ke rumah lain untuk didakwahi, tetapi seluruh rumah yang diketuknya menolak dia dengan berbagai cara. Setelah kelelahan hari itu hendak pulang ke penginapannya, dia melihat ada satu rumah yang tidak terawat dan nampak seperti rumah suwung (rumah yang tidak berpenghuni) – maka dalam upayanya yang terakhir dia datangi rumah ini dan mulai mengetuknya pula. Terkejut dia ketika yang muncul dari dalam rumah adalah seorang laki-laki paruh baya yang hanya mengenakan celana kolor.

Melihat tampilan laki-laki penghuni rumah yang seperti ini, si aktivis dakwah dengan sopan minta maaf dan hendak langsung pergi. Tetapi si lelaki tersebut mencegahnya, dipegangnya tangan si aktivis dan diajak masuk kedalam rumah.

Dengan perasaan khawatir dan penuh tanda tanya, si aktivis mengikuti lelaki tersebut memasuki rumah. Dilihatnya dalam rumah yang berantakan dan penuh debu si aktivis tidak tahan untuk bertanya – namun sebelum sempat berucap apa-apa, si lelaki berkolor tadi mendahului bicara.

Rupanya engkaulah yang diutus Tuhan untuk menemuiku !”,  tidak sabar si aktivis, dia bertanya : “mengapa tuan berpikir demikian ?”.  Lelaki tersebut kemudian menjelaskan : “Aku tadi sebenarnya hendak bunuh diri, namun sebelum aku melakukannya – aku ingin bicara dahulu dengan Tuhan”. Semakin penasaran si aktivis, dia menyela : “bagaimana tuan bicara dengan Tuhan ? apa yang tuan ingin sampaikan ?”.

Lelaki tadi kemudian menjelaskan : “ Aku berdo’a, Ya Tuhan – jika engkau bener bener ada, utuslah seseorang untuk menemuiku, aku akan berhitung sampai tiga kali. Bila sampai hitungan ketiga tidak datang utusanmu, maka aku akan membunuh diriku”. Lelaki tadipun melanjutkan : “lalu aku mulai berhitung, satu…, dua…, dan sebelum hitunganku yang ketiga aku mendengar seseorang mengetuk pintu rumah ini, aku bergegas membukanya – ternyata engkaulah orang yang dikirim Tuhan itu…”.

Mendengar penjelasan ini, si aktivis tambah penasaran ingin tahu lebih lanjut, dia bertanya : “mengapa sampai tuan ingin bunuh diri ?”. Dengan sedih lelaki tadi menggambarkan penderitaannya : “aku kehilangan pekerjaan sejak beberapa tahun lalu, sehingga seluruh rumah dan harta bendaku sudah aku jual untuk bertahan hidup. Rumah ini-pun bukan rumahku, aku hanya menempati rumah kosong yang ditinggalkan pemiliknya – entah siapa. Dalam kondisi-ku yang seperti ini, istriku-pun lari ke pacar pertamanya dulu dan membawa anak-anakku pula…., aku tidak punya apa-apa lagi yang tersisa”.

Si aktivis-pun berpikir sejenak untuk merumuskan strategi dakwahnya yang pas untuk lelaki yang lagi putus asa ini. Satu hal dia tahu bahwa lelaki ini telah menganggapnya sebagai utusan Tuhan, jadi tentunya dia akan mendengarkan apa saja yang hendak disampaikannya.

Lalu si aktivis memulai dakwahnya di meja persegi panjang yang penuh debu dihadapan lelaki tersebut.  Dengan tangannya dia menggaris debu pas di tengah meja, sehingga meja terbagi menjadi dua bagian – bagian kiri dan bagian kanan. Kemudian dia menjelaskan ke lelaki tersebut : “Coba tuan tuliskan di sebelah kiri meja apa-apa yang hilang dari tuan sampai tuan hendak bunuh diri ini…”; Lalu lelaki tadi mulai menulis apa-apa yang dia kehilangan, pekerjaan, rumah, mobil, istri, anak, teman ….dst sampai meja bagian kiri penuh dengan tulisan.

Setelah meja bagian kiri penuh, si aktivis melanjutkan : “sekarang yang di bagian kanan, coba tulis apa-apa yang masih tersisa”. Lelaki berkolor tadi segera menjawab : “Tidak ada lagi yang terisa !, makanya saya mau bunuh diri…?” dia kemudian membiarkan meja bagian kanan kosong.

Si aktivis ingin memandu lelaki tersebut dengan cara yang terbaik menggunakan logika dia. Dia bertanya, “Sejak kapan tuan kehilangan penglihatan tuan ?” Si aktivis sengaja bertanya demikian meskipun dia tahu lelaki tersebut masih memiliki mata yang sempurna. Kaget dengan pertanyaan ini, lelaki tersebut setengah berteriak menjawab “Aku tidak buta, aku masih bisa melihat !”. Si aktivis berpikir ‘kena loe’ , lalu menyampaikan “kalau begitu, tulis di bagian kanan meja bahwa tuan masih punya mata”, lalu lelaki tersebut menulis di meja bagian kanan paling atas “mata”.

Si aktivis melanjutkan pertanyaannya, “Kapan terakhir kali tuan operasi jantung ?.” Si lelaki ini kaget lagi, dia berteriak “Ngawur kamu, aku tidak pernah operasi jantung – jantungku segar bugar”. Lalu si aktivis tersenyum : “kalu begitu, tulis di bagian kanan meja, bahwa tuan masih mempunyai jantung yang sehat !”.  Merasa tamunya adalah ‘utusan Tuhan’, lelaki tersebut nurut, di bawah tulisan ‘mata’ , dia menulis ‘jantung’.

Karena tidak segera melanjutkan memenuhi meja bagian kanan dengan tulisan apa yang tersisa, si aktivis dakwah tadi melanjutkan pertanyaannya : “Sejak kapan tuan kehilangan keperkasaan tuan ?”. Setengah tersinggung dengan pertanyaan yang terakhir ini, lelaki tersebut berteriak lagi : “Saya tidak kehilangan kejantanan saya, saya masih perkasa, jangan sok tahu kamu anak muda !”. Dengan sopan dan tersenyum si aktivis dakwah menjawab : “kalau begitu tulis di meja bagian kanan kalau tuan masih punya kejantanan”.

Lelaki tua tadi segera sadar dengan serangkaian pertanyaan tadi, lagipula dia ingat tamunya anak muda ini adalah utusan Tuhan – maka  dengan semangat sekarang dia memenuhi meja bagian kanan dengan tulisan-tulisan tentang apa saja yang dia masih miliki ,kejantanan, hati, ginjal, tangan, kaki, otak…dst sampai meja bagian kanan-pun penuh.

Setelah meja penuh dengan tulisan, dikiri apa yang hilang dari lelaki tersebut dan di kanan dengan apa-apa yang masih dimilikinya, maka si aktivis dakwah menyampaikan : “Lihatlah tuan, apa yang tuan masih miliki di bagian kanan meja tidak kalah banyaknya dengan apa-apa yang hilang di sebelah kiri; apa-apa yang tuan tuliskan di sebelah kanan juga tidak ada yang kalah berharganya dengan apa-apa yang ada di kiri”.

Begitulah kita semua, sering mengeluh dan menyesali apa-apa yang kita tidak peroleh dan apa-apa yang luput dari kita ; sampai-sampai kita lupa mensyukuri bahwa sesungguhnya yang masih ada pada diri kita tidak kalah banyaknya dan tidak kalah berharganya pula.

Mudah-mudahan kita semua menjadi hambaNya yang pandai bersyukur….amin.

Wednesday, December 14, 2011

Euro Jatuh, Emas Juga Jatuh …

Euro Jatuh, Emas Juga Jatuh …PDFPrintE-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Kamis, 15 December 2011 07:59
Semalam harga emas internasional mengalami kejatuhan yang sangat significant – mirip dengan kejadian 2009, yaitu turun ke titik terendah setelah beberapa bulan sebelumnya mencapai titik tertinggi. Bedanya hanya pada penyebab naik turunnya harga, dan waktu terjadinya masing-masing titik ekstrim-nya. Naik turunnya harga di tahun 2008/2009 adalah factor krisis di Amerika sedangkan turunnya harga kali ini penyebab utamanya adalah krisis di Euro Zone.

Pola pengaruh Euro dan Dollar terhadap harga emas dunia ini dapat dilihat pada grafik dibawah.  Karena harga emas dunia dihitung dengan US Dollar maka harga emas memiliki hubungan terbalik – inverse relationship – terhadap US Dollar yang diwakili oleh US Dollar Index. Kita bisa lihat pada grafik dibawah, area abu-abu yang mewakili US Dolar Index melonjak sangat significant beberapa hari terakhir.

Kinerja Euro, US Dollar dan Emas
Kinerja Euro, US Dollar dan Emas
 

Grafik di atas juga menunjukkan bahwa Euro-pun memiliki hubungan terbalik dengan US Dollar sama dengan emas,  atau dengan kata lain Euro memiliki hubungan yang sejalan dengan harga emas dalam US Dollar.  Ketika nilai tukar Euro jatuh, harga emas-pun jatuh.

Pertanyaannya adalah apakah kejatuhan Euro yang membuat orang berbondong-bondong memindahkan dananya kedalam US Dollar ini akan berlangsung lama sehingga Euro dan emas sama-sama akan terus merosot ?. Kemungkinan itu tetap ada, setidaknya dua faktor dibawah yang akan menjadi penyebabnya.

·       Bila kondisi Euro Zone semakin memburuk dan tidak terselamatkan, maka pelarian ke safe haven sementara  US Dollar akan semakin meningkat. US Dollar menjadi semakin mahal dan berarti harga emas semakin turun.
·       Bila Euro Zone tidak mengalami pemburukan yang bersifat fundamental lebih lanjut –pun harga emas bisa tetap turun oleh panic selling seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Kalau dua factor tersebut menyebabkan harga emas turun dalam waktu dekat, lantas apakah ada factor yang akan mendorongnya naik ?. Tentu juga ada, meskipun kemungkinan terjadinya agak bersifat jangka panjang.

Euro Zone adalah mitra dagang utama Amerika Serikat, oleh karenanya dalam menghitung kekuatan US Dollar  atau yang kemudian dicerminkan oleh US Dollar Index – bobot Euro adalah yang paling besar yaitu 57.6% disusul oleh Yen Jepang yang hanya 13.6 % dan mata uang negara-negara lain yang lebih kecil pengaruhnya.

Bila krisis di Euro Zone berkelanjutan, Amerika pasti kena juga getahnya antara lain melalui ekspor ke negara-negara mitra dagang utamanya yang akan menurun dan risiko yang membesar di pasar financial karena  saling keterkaitannya antara  pasar financial yang satu dengan yang lain. Jadi US Dollar hanya diuntungkan sementara oleh krisis Euro.

Lantas bagaimana kita seharusnya menyikapi anjlognya harga  emas ini ?, terutama bagi Anda yang baru mulai membeli emas atau Dinar justru pada saat harga tertinggi beberapa bulan terakhir ?.

Pertama yang perlu diingat adalah krisis Euro tidak bersifat unique, US Dollar-pun (dan berbagai mata uang kertas lainnya) berpeluang mengalami krisis yang sama – bahkan US Dollar juga sedang mengalaminya, hanya karena pembandingnya adalah Euro yang lebih buruk – US Dollar kelihatannya membaik. Bila wajah buruk US Dollar sudah tidak lagi tertutupi oleh keburukan Euro, Dollar-pun akan berkinerja seperti Euro. Karena Dollar memiliki inverse relationship dengan emas, saat itulah harga emas akan kembali pulih seperti puncaknya beberapa bulan lalu.

Kedua gonjang-ganjing harga emas dunia  yang di-trigger oleh fluktuasi daya beli US Dollar ini, seharusnya bisa menyadarkan kita semua – bahwa tidak ada investasi yang aman dari risiko. Itulah sebabnya, melalui tulisan seperti ini dan juga tulisan-tulisan sebelumnya, kami lebih menekankan kepahaman masyarakat dibandingkan dengan upaya untuk menjual emas atau Dinar itu sendiri, ilmu sebelum amal.

Ketiga, krisis ini mengingatkan kita pentingnya membangun kekuatan ekonomi sektor riil minimal untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang dan papan. Tidak mudah memang, tetapi investasi yang lain-pun toh juga terbukti tidak mudah, jadi tetap harus terus dicoba dan diupayakan. Wa Allahu A’lam.

Thursday, December 1, 2011

Inna Ma’al ‘Usri Yusro…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Kamis, 01 December 2011 05:37
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS 94 : 5-6). Ini adalah dua ayat berurutan yang menekankan janji Allah akan datangnya kemudahan-kemudahan bersama kesulitan. Dahulu waktu kecil di pesantren, kyai saya yang suka mendongeng memudahkan pemahaman ayat ini melalui cerita anekdot tetapi sangat efektif.  Salah satunya yang saya gemari adalah cerita berikut.

Konon dahulu ada seorang raja yang bijak dan beristrikan seorang permaisuri yang culas. Suatu hari raja ingin sekali makan ikan yang paling enak di negerinya, maka karena kegembiraannya memperoleh ikan yang dicarinya raja tersebut menghadiahi nelayan yang memperolehnya senilai 4,000 Dirham ( sekarang sekitar Rp 280 juta !).

Sesampainya di istana, begitu permaisuri mengetahui bahwa sang raja baru ‘membeli’ ikan seharga 4,000 Dirham – mengamuk dan ingin mengembalikan ikan tersebut. Dengan bijak sang raja menasihati : “ Tidak bisa permaisuriku, uang  yang sudah saya berikan sebagai hadiah tidak bisa ditarik kembali”.

Dengan keculasannya sang permaisuri tidak kurang akal, dia berargumen : “Bisa paduka, bila ternyata ikan yang paduka beli tidak seperti yang paduka harapkan”. Dia melanjutkan : “Paduka tanya saja pada nelayan yang menjual tadi tentang jenis kelamin ikan ini, bila dia menjawab jantan maka paduka sampaikan yang paduka cari adalah ikan betina, bila dia menjawab betina paduka sampaikan yang paduka cari ikan jantan, dengan begitu paduka akan bisa mengembalikan ikan ini dan mengambil balik 4,000 Dirhamnya”.

Sang raja akhirnya menuruti kemauan permaisurinya, dipanggilnya nelayan yang tadi mendapat hadiah dan ditanya tentang jenis kelamin ikan yang disampaikan ke raja. Dengan lugunya si nelayan menjawab: “Mohon beribu maaf paduka, setahu hamba ikan ini tadi tidak jantan dan tidak pula betina – hamba tidak pernah melihatnya mengawini (kalau jantan) atau dikawini (kalau betina)”.

Sang raja yang memang dari tadi ingin segera menyantap ikannya kegirangan atas jawaban si nelayan yang lugu ini. Dia minta pengawalnya untuk mengambilkan kantong uang yang berisi 4,000 Dirham lagi sebagai hadiah tambahan ke si nelayan. Ketika menerima kantong 4,000 Dirham (beratnya sekitar 12 kg !), nelayan ini membawanya dengan berat sehingga terjatuh satu keping menggelinding ke bawah kaki si permaisuri. Sang nelayan mengejarnya untuk mengambil satu keping tersebut dibawah kaki sang permaisuri.

Melihat ini, sang permaisuri yang sewotnya sudah sampai ke ubun-ubun mencemooh dan mengumpat si nelayan di depan sang raja : “ Lihatlah paduka, betapa kurang ajarnya, betapa serakahnya nelayan ini, sudah paduka beri hadiah 8,000 Dirham hanya jatuh satu saja dibawah kaki saya - masih mau dia ambil pula”.

Nelayan yang lugu ini-pun tidak ingin mengecewakan rajanya yang sangat dia hormati, dia berusaha menjelasan : “Sekali lagi mohon beribu maaf paduka, hamba harus mengambil yang satu keping ini dari bawah kaki permaisuri paduka bukan karena saya serakah. Tetapi di keping itu ada gambar paduka, gambar paduka saja saya tidak rela diinjak oleh permaisuri paduka – apalagi kewibawaan paduka di negeri ini !

Raja merasa sangat disanjung, dihormati sekaligus dinasihati oleh rakyatnya yang lugu ini, maka karena kegirangannya raja menghadiahi nelayan tersebut dengan 4,000 Dirham lagi. Bisa dibayangkan kemarahan sang permaisuri, yang 4,000 Dirham pertama saja dia tidak rela – eh malah kini sang raja sudah secara total telah menghadiahi si nelayan dengan 12,000 Dirham.

Melihat muka si permaisuri yang merah padam dan siap meledak lagi, sang raja yang bijak menasihati istrinya : “sudahlah permaisuriku, berhentilah bicara dan berhentilah menyulitkan rakyatku – karena bila engkau teruskan, setiap satu kesulitan yang engkau buat untuk rakyatku – tanganku tergerak tanpa bisa engkau cegah untuk memberinya 4,000 Dirham lagi !”.

Maka inilah kehidupan itu, jangan pernah kawatir ada orang yang akan menyusahkan kita, jangan kawatir rezeki kita diambil orang, karir kita disabot teman, pesaing kita melakukanblack campaign untuk mendiskreditkan kita dlsb. dlsb. Setiap kesulitan yang dilakukan oleh orang lain terhadap kita, Allah mendampingi kita dengan kemudahanNya.  Bila Allah memudahkan langkah kita, siapa lagi yang bisa menyusahkannya ?.  Maha benar Allah dengan janji-janjiNya !.